Pendahuluan
Setiap agama mengajarkan pentingnya menjaga keharmonisan dan persatuan dalam kehidupan sosial. Islam, sebagai agama yang lengkap dan sempurna, juga menekankan pentingnya menjaga lisan dan perbuatan agar tidak merugikan orang lain. Salah satu perbuatan yang sangat dilarang dalam Islam adalah ghibah (bergibah), yaitu membicarakan keburukan orang lain di belakang mereka.
Ghibah dapat terjadi tanpa disadari, dan banyak orang mungkin menganggapnya sebagai hal yang biasa atau tidak berbahaya. Padahal, dalam ajaran Islam, ghibah memiliki dampak yang sangat serius, baik bagi pelakunya maupun bagi orang yang dibicarakan. Dalam artikel ini, kita akan mengupas tuntas tentang pengertian ghibah, dampak ghibah, serta cara menghindari ghibah untuk menjaga agar kita selalu berada di jalan yang benar dan mendapatkan keberkahan dari Allah SWT.
1. Pengertian Ghibah
Ghibah berasal dari bahasa Arab yang berarti “membicarakan keburukan seseorang di belakangnya tanpa sepengetahuan orang tersebut”. Ghibah adalah perbuatan yang termasuk dalam kategori dosa besar dalam Islam. Dalam Al-Qur’an dan Hadis, ghibah dilarang dengan sangat tegas karena dapat merusak hubungan antara sesama umat manusia dan menimbulkan permusuhan.
Menurut Imam An-Nawawi dalam al-Majmu’, ghibah adalah membicarakan hal-hal yang tidak disukai oleh orang yang dibicarakan, baik itu berupa keburukan fisik, perilaku, atau apapun yang dapat merendahkan martabat seseorang. Ghibah bisa terjadi ketika seseorang menyebutkan keburukan orang lain yang sebenarnya bukan menjadi hak kita untuk dibicarakan.
Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an surah Al-Hujurat (49:12):
“Wahai orang-orang yang beriman, jauhilah banyak dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu adalah dosa. Dan janganlah kalian mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah sebagian kalian menggunjingkan sebagian yang lain. Apakah ada di antara kalian yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Tentunya kamu merasa jijik. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang.”
Ayat ini jelas mengingatkan kita bahwa membicarakan keburukan orang lain adalah perbuatan yang sangat tercela dan berbahaya, seolah-olah kita sedang memakan daging saudara kita yang sudah mati, yang tentu saja sangat menjijikkan.
2. Hukum Ghibah dalam Islam
Ghibah termasuk dalam perbuatan yang haram dalam Islam, dan banyak dalil yang mengungkapkan keharaman ghibah ini. Selain ayat di atas, banyak hadits yang juga menjelaskan bahwa ghibah adalah dosa besar yang harus dijauhi.
Rasulullah SAW bersabda dalam hadits yang diriwayatkan oleh Muslim:
“Tahukah kalian apa itu ghibah?” Para sahabat menjawab, “Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahui.” Beliau bersabda, “Yaitu kamu membicarakan saudaramu tentang sesuatu yang tidak disukainya.” Salah seorang sahabat bertanya, “Bagaimana jika apa yang saya katakan itu memang benar?” Rasulullah SAW menjawab, “Jika apa yang kamu katakan itu benar, maka itu adalah ghibah. Namun, jika itu tidak benar, maka itu adalah fitnah.”
Hadits ini menunjukkan bahwa ghibah terjadi ketika kita membicarakan orang lain dengan sesuatu yang tidak disukainya, bahkan jika apa yang kita katakan itu benar sekalipun. Lebih jauh lagi, jika perkataan kita tidak benar, maka itu bukan hanya ghibah, tetapi juga fitnah, yang tentu lebih berbahaya lagi.
3. Dampak Negatif Ghibah
a. Merusak Persaudaraan dan Keharmonisan Sosial
Ghibah dapat merusak hubungan antara individu, baik dalam lingkup keluarga, teman, atau masyarakat. Ketika seseorang membicarakan keburukan orang lain di belakangnya, ia tidak hanya merusak nama baik orang yang dibicarakan, tetapi juga menghancurkan persaudaraan dan kepercayaan yang sudah dibangun. Akibatnya, hubungan menjadi renggang dan permusuhan dapat timbul.
b. Menurunkan Derajat Pelaku dan yang Dibicarakan
Melakukan ghibah akan menurunkan derajat pelaku di sisi Allah SWT. Setiap kali seseorang membicarakan keburukan orang lain, ia akan mendapatkan dosa, kecuali jika pembicaraan tersebut dilakukan dengan niat yang benar dan sesuai dengan ajaran agama. Selain itu, orang yang dibicarakan juga akan mendapatkan dampak negatif berupa penurunan harga diri dan reputasi.
c. Mengundang Fitnah
Seringkali, ghibah tidak hanya sekadar menyebutkan keburukan orang lain, tetapi berkembang menjadi fitnah (berita palsu atau tidak benar). Fitnah ini jauh lebih berbahaya karena dapat menghancurkan kehidupan seseorang dan membawa dampak yang lebih besar bagi masyarakat. Fitnah dapat menyebabkan perpecahan yang lebih serius dan mengundang kebencian.
d. Menghilangkan Pahala Ibadah
Perbuatan ghibah dapat mengurangi atau bahkan menghapus pahala ibadah seseorang, seperti shalat, puasa, atau amalan lainnya. Ini karena ghibah dapat mengotori hati dan menghalangi seseorang untuk mendekatkan diri kepada Allah. Sebagai umat Islam, kita diingatkan untuk selalu menjaga lisan dan hati agar amalan kita diterima.
4. Cara Menghindari Ghibah
Menghindari ghibah memang bukan perkara mudah, terutama dalam lingkungan sosial yang banyak melibatkan percakapan. Namun, ada beberapa cara yang dapat kita terapkan untuk menghindari perbuatan ghibah:
a. Menjaga Lisan dan Hati
Langkah pertama dalam menghindari ghibah adalah dengan menjaga lisan. Kita harus menyadari bahwa apa yang kita ucapkan memiliki dampak besar bagi diri kita dan orang lain. Kita harus berusaha untuk berbicara hanya tentang hal-hal yang bermanfaat dan menghindari pembicaraan yang tidak perlu, terutama yang berkaitan dengan keburukan orang lain.
b. Berfikir Sebelum Berbicara
Sebelum berbicara tentang orang lain, sebaiknya kita merenung sejenak. Apakah yang akan kita katakan itu dapat menyakiti orang lain atau justru membawanya kepada kebaikan? Jika kita merasa ragu, lebih baik untuk diam dan tidak mengucapkan apa-apa. Ingatlah bahwa lisan yang tidak terjaga dapat menjerumuskan kita dalam perbuatan dosa.
c. Meningkatkan Kesadaran Diri tentang Dosa Ghibah
Dengan meningkatkan pemahaman kita tentang akibat dan dosa dari ghibah, kita akan lebih termotivasi untuk menjaga lisan kita. Memahami bahwa ghibah adalah perbuatan yang dapat merusak hubungan kita dengan Allah dan sesama umat manusia akan membantu kita untuk lebih berhati-hati dalam berbicara.
d. Mengalihkan Pembicaraan ke Hal yang Positif
Jika pembicaraan mulai menuju arah yang tidak baik atau cenderung membicarakan orang lain secara buruk, kita bisa mencoba mengalihkan topik pembicaraan ke hal-hal yang lebih positif dan bermanfaat. Hal ini akan menghindarkan kita dari ghibah dan mendorong percakapan yang lebih konstruktif.
5. Apa yang Harus Dilakukan Jika Kita Tersadar Telah Melakukan Ghibah?
Jika kita menyadari bahwa kita telah melakukan ghibah, ada beberapa langkah yang dapat kita lakukan untuk bertaubat dan memperbaiki keadaan:
a. Meminta Maaf kepada Orang yang Dibicarakan
Jika memungkinkan, segeralah meminta maaf kepada orang yang telah kita bicarakan dan mengakui kesalahan kita. Hal ini dapat memperbaiki hubungan dan memberikan ketenangan hati bagi kita serta orang yang bersangkutan.
b. Memohon Ampunan kepada Allah SWT
Setelah itu, kita harus bertaubat kepada Allah SWT dengan sungguh-sungguh. Berdoalah kepada Allah agar dosa ghibah kita diampuni dan diberi kekuatan untuk tidak mengulanginya lagi di masa depan.
c. Memperbaiki Perilaku dan Menjaga Lisan
Sebagai langkah terakhir, kita perlu berkomitmen untuk menjaga lisan dan tidak mengulangi kesalahan yang sama. Perbaiki perilaku kita dan selalu berusaha untuk berbicara hanya yang baik dan bermanfaat.
Kesimpulan
Ghibah adalah perbuatan yang sangat dilarang dalam Islam karena dapat merusak hubungan sosial, menghancurkan reputasi, dan mengurangi pahala ibadah kita. Dengan menjaga lisan, berpikir sebelum berbicara, dan meningkatkan kesadaran diri, kita dapat menghindari perbuatan ghibah dan menjaga kesucian hati. Semoga kita semua dapat menjaga lisan kita dan selalu berbicara dengan kebaikan, demi menjaga keharmonisan dalam masyarakat dan mendapatkan ridha Allah SWT.
Jika Anda ingin lebih memahami ajaran Islam mengenai etika berbicara dan menjaga hubungan sosial, bergabunglah dengan kelas di KBBA Al Muyassar. Di sini, kami menyediakan pembelajaran yang mudah dipahami untuk membantu Anda lebih mendalami ajaran Islam dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.